Undangan/Kerjasama/Kolaborasi: 0816-1945-288 (whatsapps)
JAKARTA – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat utang Indonesia di 2020 masih kecil. Rasio utang publik di berbagai negara meningkat signifikan, bahkan negara lain seperti Amerika Serikat (AS) dan Malaysia memiliki rasio utang hingga 100% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan, rasio utang publik Indonesia sepanjang 2020 mencapai 38,5% dari PDB. Rasio itu jauh di bawah Filipina dengan rasio utang publiknya mencapai 48,9% terhadap PDB dan Vietnam 46,6% terhadap PDB.
Baca Juga: Sri Mulyani Masih Cari Utang, 6 SBN Ritel Siap Diterbitkan Tahun Ini
“Rasio utang publik Indonesia masih salah satu yang paling rendah. Pertambahan utang di 2020 juga salah satu yang paling kecil di antara banyak negara lain,” kata Sri Mulyani dalam rapat virtual dengan DPR, Rabu (27/1/2021).
Menurutnya, pandemi Covid-19 memang membuat defisit kas negara-negara jadi lebih melebar. Namun, Indonesia dinilai bisa menjaga fiskalnya yang lebih rendah .
“Seluruh negara gunakan instrumen fiskalnya untuk melindungi rakyat dan ekonominya. Fiskal dibuat defisit besar karena mereka harus dibelanjakan untuk melindungi masyarakat yang terdampak Covid-19 dan ekonomi yang merosot,” katanya.
Baca Juga: 8 Fakta Utang Indonesia Semakin Banyak hingga Sri Mulyani Ngadu ke Menag
Dengan kebijakan fiskal yang rendah dan utang yang masih terjaga akan dilanjutkan oleh Menteri Keuangan. Adapun, Mantan anggota Bank Dunia ini akan menjaga utang dan defisit fiskal agar lebih rendah.
“Utang kita masih jaga. Ini tentu menjadi bekal ke depan,” tandasnya.